Ia menyikat habis segala rasa
Melumpuhkan amarah dendam
Menaburiku dengan bunga keabadian
Dia pencuri kelas kakap
Dengan kata yang berbalut mutiara
Ia sebarkan ke segala ubun-ubunku
Aku tertunduk malu menatap wajahnya
Cahaya muncul di sudut matanya
Mencari pelabuhan empat mata
Ombak melukiskan tanya
Mencibir habis akan rayuannya
Aku tak bisa menghapus bekas belaiannya
Menegakkan bulu-bulu roma yang kian bergema
Aku tak peduli itu duri
Mencaci maki akan lukaku
Aku terbius arjuna yang melesatkan anak panahnya ke dadaku
Aku tertipu tapi aku buat sebuah keraguan
Aku pasang tembok keyakinan
Tunggu aku
Pencuri sisa-sisa nafasku
Bauku akan berlabuh di dalam jiwamu
Salatiga. 1404111
Pagi yang indah bersamamu
Menjelang matahari bersuara tegak
Aku muncul dengan mata cemerlang
Ku belai malam mata telanjang
Pagi menanti penuh keceriaan
Gelombang dahaga penuh harapan
Seakan memikul rindu dalam pelukan
Aku kangen dengan suara jangkrik penutupan malam
Pelan mengharukan telinga dioles rasa
Halus perasaan menabur cinta perdamaian
Yang dibungkus kain sutra
Semerbak wangi surga di kala mentari tiba
Jalan setapak yang jenuh
Membuat mata terantuk-antuk
Suara burung menerkam kata
Membangkitkan emosi tajam pula
Pagi yang indah bersamamu
Kau belai rambutku dengan cahaya
Cahaya rasa dalam dada
Terasa ringan membawa kaki ke peraduan
Sudah lama aku melupakan
Pagi mempesona aku lewatkan begitu saja
Jangan kau ceraikan aku tuhan
Aku masih ingin bersamamu
Pagi
Siang
Sore dan,
Malam yang menghangatkan pikiran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar